Pada Hari Sabtu (19/06/2025), Geopark Nasional Sawahlunto mengadakan sosialisasi Kerja Praktek Lapangan (KL), di Aula Dinas Koperindag Kota Sawahlunto di mulai pukul 09.00-13.00 Wib. Sosialisasi ini bertujuan memberikan bekal pemahaman Kepala Desa, Masyarakat dan Pokdarwis tentang administrasi KL yang harus dipahami oleh Masyarakat sebelum, selama dan setelah KL.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Adri Yusman, S. Sos,MM mengatakan, “Kawasan Geopark merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya. Geopark menjadi kawasan strategis dalam pengembangan wilayah. Tantangan dalam pengelolaan Geopark saat ini adalah menyeimbangkan tiga pilar utama dalam pengelolaannya, yaitu konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi lokal” Ujar Adri.
Kepala Program Studi Teknik Geologi Universitas Islam Riau Budi Prayitno, S.T., M.T saat di wawancara menyampaikan, Kuliah Lapangan Geologi adalah pengalaman yang tidak hanya memberikan pemahaman lebih dalam mengenai teori geologi, tetapi juga mengajarkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan lapangan secara langsung. Melalui dua tahap kuliah lapangan yang intensif ini, mahasiswa belajar untuk bekerja dalam tim, mengelola waktu, dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka pelajari selama perkuliahan. kegiatan ini membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia profesional, sekaligus membentuk mereka menjadi geologist yang siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Kegiatan pemetaan geologi yang dilakukan tidak hanya berfokus pada pemahaman ilmiah terkait kondisi geologi kawasan tersebut, tetapi juga memiliki potensi kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan dan keberlanjutan aktivitas lokal, Kata Budi.
Reki Kardiman, Ph.D. dari FMIPA Universitas Negeri Padang menjelaskan, Sebagai langkah awal pengenalan nilai guna biodiversitas Geopark Nasional Sawahlunto kepada pemangku kepentingan ditingkat tapak, kegiatan sosialisi sudah cukup kuat memberikan gambaran umum relevansi biodiversitas dengan ekonomi masyarakat, beberapa kepala desa dan pokdarwis memberikan peluang yang luas untuk kerjasama pengembangan geosite dalam konteks biodiversitas,
Untuk mendapatkan output yang lebih detail, perlu dilakukan duduk bersama antara ahli (geo, bio dan culture) dengan pemangku kepentingan dari masing-masing desa di dalam geosite, produk unggulan desa perlu dipetakan untuk variasi kunjungan wisata minat khusus dan edukasi, pesan Reki.