Geopark Nasional Sawahlunto Kembali meningkatkan kunjungan melalui mitra Kerjasama, Universitas Islam Mahmud Yunus Batusangkar melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Biologi melakukan kegiatan kuliah lapangan dikawasan Geopark Nasional Sawahlunto tepatnya Taman Satwa Kandi dan sekitarnya, pada hari jumat, 09 – 11 Mei 2025.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto Bapak Adri Yusman, S.Sos., MM mengucapkan terimakasih kepada Universitas Islam Mahmud Yunus Batusangkar atas Implementasi kegiatan yang telah dilaksnakan di Kota Sawahlunto, Kami sangat mendukung dan mengundang akademisi untuk melakukan kegiatan di Kota Sawahlunto ini, kami menyuguhkan keberagaman alam dan budaya di kota sawahlunto untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dan pengabdian kepada Masyarakat, dan mengembangkan Pariwisata Kota Sawahlunto.
Kegiatan ini diinisiasi untuk meningkatkan kunjungan pada destinasi melalui program Pendidikan, Tim Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto melalui Fetra Ramadona menyampaikan, “ Kegiatan kemitraan ini kita laksanakan setiap tahun, namun tentu lokasinya berbeda beda sesuai kebutuhan edukasi, kegiatan ini juga bukti bahwa keberadaan Geopark disetiap daerah itu sangat penting bukan hanya Sawahlunto, memang geopark bukan hanya pariwisata namun melalui geopark kita akan mengembangkan pariwisata didaerah, kita sudah lakukan kegiatan ini di beberapa geosite secara rutin pertahunnya, tamu atau akademisi yang kita ajak pun tak hanya lokal tapi juga dari luar misalnya Petronas Malaysia. Saat ini kita juga serius menarik minat mitra Kerjasama untuk menjadikan Lokasi diseputaran geosite atau geosite menjadi desa binaa, dengan ini desa kemungkinan akan mendapatkan bantuan baik materi, perencanaan bahkan bantuan fisik, ini sudah ada bukti disalah satu desa dan sudah diimplementasikan. Tahun ini kita sibuk persiapan Revalidasi Geopark Nasional, namun kita tetap prioritaskan untuk kegiatan kegiatan yang membawa efek ekonomi dan kesejahteraan untuk Masyarakat karena quote nya Geopark itu sendiri Muliakan Bumi Sejahterakan Masyarakat,” Ujar Fetra.
Dosen Universitas Islam Mahmud Yunus Batusangkar Ervina, S. Pd., M. Pd dan Atiqa Zhafira Syahputri Rinaldi, S. Si., M. Si menjelaskan, “Kuliah lapangan yang telah dilakukan di kawasan kandi meliputi mata kuliah Biokonservasi, Morfologi tumbuhan, dan Ekologi hewan, memberikan banyak informasi mengenai upaya konservasi lahan reklamasi tambang. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa bentuk upaya konservasi berupa taman satwa kandi, reboisasi dengan penanaman beberapa jenis pohon seperti akasia ( Acacia auriculiformis) dan dadok roda (Hura crepitans), serta taman kupu-kupu. Kegiatan yang dilakukan mahasiwa UIN Mahmud Yunus Batusangkar meliputi pengoleksian kupu-kupu, identifikasi tumbuhan suksesi lahan bekas tambang, melakukan edukasi kepada pengunjung mengenai konservasi di kawasan kandih. Hasil yang didapatkan dari kegiatan adalah mahasiswa mendapatkan jenis kupu-kupu yang beragam, dan tumbuhan yang cukup unik yaitu ditemukan jamur tudung pengantin atau dengan nama latin Phallus sp. Selain itu terdapat beberapa titik ditemukannya Hornstedtia sp. (Jahe-jahean). Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu mahasiswa, dan pentingnya upaya konservasi terhadap hewan, tumbuhan serta ekosistem di Sumatera Barat,:” ungkap Ervina & Tiqa
Rizki, S, Si.,M. P. ( Dosen ) juga Mengapresiasi dan mengatakan “Kunjungan ke Kawasan Geopark Nasional Sawahlunto memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi saya sebagai dosen pembimbing kuliah lapangan mahasiswa Biologi UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Kawasan ini menawarkan biodiversitas yang unik, mulai dari flora hingga fauna unik yang hidup di ekosistem hutan dan bekas pertambangan. Mahasiswa dapat mengamati langsung interaksi ekologis dan adaptasi spesies di habitat alaminya, yang sangat mendukung pemahaman teoritis yang telah dipelajari di kelas. Selain itu, fasilitas dan infrastruktur di Geopark Information Center Sawahlunto sangat memadai untuk kegiatan praktikum lapangan dan tentunya juga sebagai area penelitian bagi dosen. Jalur trekking yang tertata rapi memudahkan mahasiswa melakukan pengamatan tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem. Pihak pengelola juga sangat kooperatif dalam memberikan informasi mengenai zonasi konservasi dan area yang boleh dieksplorasi, sehingga kegiatan kuliah lapangan berjalan lancar dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Yang tak kalah mengesankan adalah nilai edukasi dan sejarah yang terkandung di kawasan ini. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang biodiversitas, tetapi juga memahami bagaimana kawasan bekas tambang dapat direhabilitasi menjadi pusat konservasi dan penelitian. Integrasi antara warisan geologi, ekologi, dan budaya di Kawasan Geopark Nasional Sawahlunto menjadikannya laboratorium alam yang ideal untuk mengembangkan wawasan keilmuan biologi sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.” Kata Rizki.