LOSUONG KONDIEK
Losuang Kondiak berada di dusun Bonou, Desa Tumpuk Tangah kecamatan Talawi
Losuong dalam bahasa Indonesia Berartikan Lesung (alat penumbuk ) dan Kondiak berartikan Babi.
Dalam catatan cerita masyarakat lokal Losuang Kondiak ini merupakan cerita budaya dari zaman dulu kala sebelum Islam masuk ke daerah ini.
Suatu saat sebelum Agama Islam masuk ke daerah ini, dipercaya secara budaya dan pemberian nama nama batas daerah yang ada disana.
Dulu kala ada pembagian wilayah dengan daerah tetangga, dalam pembagian wilayah tersebut ada sayembara pemindahan Losuong Kondiak, jika Losuong Kondiak bisa dipindahkan oleh masyarakat tetangga berarti kepemilikan daerah ini jatuh ke tangan masyarakat tetangga, tapi kalau Losuong Kondiak ini tidak bisa dipindahkan daerah ini adalah milik masyarakat yang sekarang menghuni ( cerita turun menurun ). Karena saat itu belum masuk agama Islam didaerah ini, Kondiak atau babi saat itu dipelihara dan Losuang Kondiak adalah Lesung untuk menumbuk pakan Babi. Losuong Kondiak inipun dijadikan alat sayembara, saat Losuong Kondiak ini dibawa ke daerah sebelah itu melewati perbukitan atau biasa dinamakan lontiak, Losuang ini dibawa menggunakan kayu sebagai media pendagangan, setelah sampai diatas puncak perbukitan tersebut tiba tiba kayu pembawa Losuong Kondiak tersebut patah dan Losuong Kondiak inipun berguling ketempat asal, dari itulah diyakini daerah ini menjadi milik masyarakat yang sampai sekarang turun temurun menghuni. Dipuncak tempat kayu pembawa Losuong Kondiak itu patah diberi nama Lontiak Patah di daerah seputaran pun diberi nama sesuai dengan sejarah dikala itu, misalnya Lontiak Batu Kandang, Lontiak Batu kandang diberi nama karena di Lontiak tersebut diletakkan batu dari kandang babi, Lontiak pintu gobang, Lontiak ini diLetakkan batu yang berasal dari gerbang Kandang babi. Sesuai dengan referensi yang ada, sejarah ini didapat dari turun temurun dan dari cerita yg disampaikan dan dari nama nama daerah yang terdapat di lokasi ini diyakini ini adalah sejarah dulu kalanya.
( Sumber Referensi, Buya Kamarudin dan Alm Jasi ) Oleh Fetra Ramadona