
Amorphophallus paeoniifolius ditemukan warga mekar di Desa Kumbayau
setelah menerima kabar keberadaan bunga tersebut Tim Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto lansung turun ke lokasi penemuan bunga tersebut, Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Saudari Susilawati dan keluarga di pekarangan rumah mereka, sontak bunga tersebut pun dipagar dan di informasikan kepada Sarfina ( Bendahara BP Geopark Nasional Sawahlunto ) untuk ditinjau.
Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto, melalui telfon lansung menginformasikan hal ini ke Mitra Kerjasama terdekat yaitu Dr. Dwi Rini Kurnia Fitri, M.Si selaku Dosen dan Kaprodi di Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar Prodi Biologi. dalam hal ini Dr. Rini memberikan keterangan bahwa Amorphophallus paeoniifolius adalah tanaman anggota genus Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Tanaman ini juga dikenal sebagai elephant foot yam atau stink lily. Tanaman ini tergolong terna tahunan, memiliki fase vegetatif dan generatif yang tidak bersamaan.
Fase vegetatif tampak sebagai dedaunan bercabang-cabang dengan "batang" lunak. Tanaman ini tidak memiliki batang sejati, tetapi memiliki umbi yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi batang membentuk anakan umbi dari samping dan dapat memunculkan daun sehingga kadang-kadang tampak seperti berumpun, Umbi berwarna putih, sering dengan semburat warna merah jambu atau ungu.
Bagi orang awam tangkai daun tunggal utama sering kali dianggap "batang", tumbuh tegak, lunak, dan berwarna hijau (mulai dari muda hingga gelap) dengan belang-belang putih, permukaan tangkai daun tanaman ini terasa kasar bila diraba, tinggi tangkai daun dapat mencapai 1,5 m. Tangkai dapat menjadi tiga cabang sekunder dan akan mencabang lagi sekaligus menjadi tangkai helai daun, helai daun tanaman ini ada yang menyatu pada tangkai daun.
Bunga tanaman ini akan muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk pembungaan. Sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu. Bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bunga-bunga tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang bunga. Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal (lebih tinggi) daripada bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat untuk membantu penyerbukannya.
Berdasarkan IUCN, tanaman A. paeoniifolius tergolong Least Concern (resiko rendah) artinya spesies ini tidak menjadi fokus konservasi spesies karena jumlahnya yang masih banyak di alam liar. Akan tetapi, spesies ini perlu dievalusi kembali distribusi dan status populasinya.